TELISIK NAMA KAMPUNG MUARA BLACAN

- Kamis, 8 Juni 2023 | 19:19 WIB
Peta muara blacan (Shakiran)
Peta muara blacan (Shakiran)

 

 

 

Kampung Muara Blacan (disingkat Kp. Muara Blacan) adalah kampung yang kini sudah tidak lagi menjadi lahan pemukiman. Kampung ini berada dalam wilayah desa Pantai Mekar di sebelah Utara dan wilayah desa Pantai Harapan Jaya di sebelah Selatan yang dibatasi dengan Sungai Blacan berada di wilayah kecamatan Muaragembong kabupaten Bekasi.

Ada yang unik tentang kampung ini, karena sulitnya mencari informasi terkait asal usul nama kampung, seolah-olah kampung Muara Blacan ini tak pernah ada. Saya mencoba membuka tabir kegelapan ini dengan menelusuri tempat, mencari peninggalan, peta arsip maupun berita koran kuno. Pernah juga ditemani Komarudin Ibnu Mikam (seorang pegiat budaya), Yusuf Maulana (pegiat sosial lingkungan) dan Junaedi / Didi (mantan kepala dusun I desa Pantai Sederhana). Dan ternyata, di Kp. Muara Blacan ini pernah ada peradaban yang tidak kalah dengan peradaban yang ada di kampung sebelah pada jamannya.

Secara Etimologi :
MUARA menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tempat berakhirnya aliran sungai di laut, danau, atau sungai lain ; sungai yang dekat dengan laut.
BLACAN menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dari bahasa Jawa adalah Kucing Hutan atau dalam sebutan orang di Muaragembong adalah Macan Memeng.

Jadi, MUARA BLACAN adalah Muara sungai yang banyak Kucing Hutannya.

Hal ini menjadi sesuatu yang logis jika sebelumnya menjadi perkampungan Muara Blacan adalah hutan belantara yang banyak Kucing Hutannya sejaman dengan Kp. Muara Gembong di sebelahnya yang awalnya banyak dihuni Harimau Loreng.

Secara Histori :
Kp. Muara Blacan ini adalah nama kampung yang dibuka dan didirikan oleh eks tentara Mataram yang tidak kembali ke Mataram karena khawatir atas konsekwensi yang akan diterima dari Sultan Agung Hanyokrokusumo atas kegagalannya menyerang VOC di Batavia pada tahun 1628 dan 1629 M.

Seiring waktu yang terus berjalan, Kampung Muara Blacan pun hilang. Hilangnya perkampungan ini karena ditinggalkan penghuninya karena akses transportasi ke kampung Muaragembong sulit. Sungai Blacan yang berhulu di Citarum mengalami pendangkalan akibat sedimentasi lumpur banjir musiman. Sekalipun demikian, namun dari artefak yang ditemui, di Kp. Muara Blacan ini pernah ada pengolahan Kerang Putih skala perumahan, tentunya untuk dijual ke Batavia dilihat dari jumlah kulitnya yang sudah ratusan karung dimanfaatkan para petambak untuk menguruk tepi Pintu Air sebagai pencegah ikan Sembelang bersarang di sisi pintu air yang dapat mempercepat kebocoran tambak. Dan terhadap yang menyebut BELACAN yang berarti TERASI, bisa juga benar, seiring perkampungan yang berpotensi membuat terasi. Tapi tentunya penamaan Belacan yang berarti Terasi setelah banyaknya penduduk dan didahului Blacan yang awal dihuni. Dan jika kata Belacan mengacu kepada kulit Kerang Putih yang banyak ditemukan, maka sebenarnya tidak ada kaitannya, sebab bahan baku terasi bukan dari Kerang Putih tapi udang rebon atau ikan kecil (untuk jenis terasi ikan).

Di Kp. Muara Belacan ini disinyalir dulu dihuni oleh orang-orang yang secara ekonomi sudah mapan, dilihat dari temuan alat Rumah Tangga yang digunakan berbahan Keramik buatan China, Belanda dan bahkan buatan Jepang. Jepang dalam hal ini bukan Jepang yang menjajah Indonesia 1942-1945, karena perkampungan Muara Blacan sudah hilang di tahun 1915. Ditemukan juga gerabah jenis periuk, paso, jambangan, bata tegel dan lain-lain.

Di kampung ini berdasarkan artefak diyakini pernah berdiri Masjid Alam (peta 1902) dan yang berdiri sekarang, posisinya telah bergeser sekitar 700 m dari posisi awalnya. Secara usia tidak berjauhan dengan Masjid Alam Al Mutaqoddimin yang ada di Kp. Gaga desa Pantai Sederhana kecamatan Muaragembong. Di sebut Masjid Alam karena awal ditemukan tidak ada plang nama atau bukti lain yang mengisyaratkan nama Masjid tersebut.
#symuge.09092019

Editor: Agah Handoko

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Telisik Sungai Cikarang

Kamis, 28 September 2023 | 21:30 WIB

KH Raden Ma'mun Nawawi, Sahabat dan Rokok

Kamis, 28 September 2023 | 21:10 WIB

TELISIK KAMPUNG BULAK TEMU. BEKASI

Selasa, 20 Juni 2023 | 21:52 WIB

MERABA JEJAK ISLAM DI JATIMULYA. TAMBUN

Senin, 19 Juni 2023 | 22:25 WIB

Cerita Pondok Ranggon Bekasi

Minggu, 18 Juni 2023 | 22:40 WIB

ALHAYTHAM, GENGGAM SEMESTA DARI RUANG KELAM

Sabtu, 17 Juni 2023 | 22:51 WIB

TELISIK SUNGAI YANG HILANG DAN BERUBAH DI BEKASI

Sabtu, 17 Juni 2023 | 20:30 WIB

TELISIK KAMPUNG PENOMBO

Jumat, 16 Juni 2023 | 20:06 WIB

MENYELISIK NAMA KAMPUNG MUARA

Kamis, 15 Juni 2023 | 21:57 WIB

Pesan Pak Harto Untuk Prabowo

Selasa, 13 Juni 2023 | 22:26 WIB

Jejak Westerling di Bekasi

Minggu, 11 Juni 2023 | 22:44 WIB

Merah Putih KH Noer Ali

Minggu, 11 Juni 2023 | 20:39 WIB

PENAMAAN KAMPUNG SASAK TIGA

Jumat, 9 Juni 2023 | 18:50 WIB

TELISIK NAMA KAMPUNG MUARA BLACAN

Kamis, 8 Juni 2023 | 19:19 WIB

ASAL USUL NAMA KAMPUNG MUARA PECAH

Rabu, 7 Juni 2023 | 18:49 WIB

TELISIK NAMA KAMPUNG TENJO LAUT

Selasa, 6 Juni 2023 | 19:39 WIB

ASAL USUL NAMA KAMPUNG KELAPA DUA

Senin, 5 Juni 2023 | 21:24 WIB

Asal usul Kampung Bugis Bekasi

Minggu, 4 Juni 2023 | 14:29 WIB
X