Museum Bekasi, hadir berkat tuntutan penting edukasi dan eksistensi. Demi pengetahuan dan jati diri masyarakat, khususnya warga Bekasi, tentang sejarah dan budaya daerah sendiri kian tinggi. Diharap, makin tumbuh kecintaan terhadap Bekasi, sebagai lingkungan tinggal yang harus dijaga harmoninya.
Baca Juga: Cord Iwan Fals - Manusia Setengah Dewa
Museum Bekasi, karenanya dihadirkan dengan konsep yang tidak lepas dari filosofi berdasar fakta sejarah dan budaya Bekasi. Sekira tahun 2016, para pemuda pencinta sejarah dan budaya, memelopori pendirian Museum Bekasi. Menyuguh informasi sejarah dan budaya Bekasi, dan terus menggali potensi sumber dayanya yang masih terpendam.
Baca Juga: Viral, Video Turis Asing Wanita di Bali Rebut HP Orang Yang Merekamnya
Empat tahun berjalan, barulah Pemerintah Kabupaten Bekasi mengembangkan museum. Menggelontorkan dana APBD 2020 dan dana tambahan, dengan total sekira 39 milyar rupiah. Digunakan untuk merevitalisasi Gedung Juang menjadi museum dengan fasilitas canggih. Kini revitalisasi telah selesai, selain di dalam Gedung Juang menyuguh ragam informasi sejarah dan budaya, bernuansa wiyata maupun wisata, lewat tuangan sarana teknologi digital. Rekaman fakta sejarah, juga disuguh melalui Tugu Museum Bekasi, yang berdiri tinggi lagi bernilai seni, di muka halaman depannya.
Baca Juga: MENEBAK JEJAK ISLAM DALAM BALADA ONDEL ONDEL (3)
Museum Bekasi, dengan tugunya. Meski baru beberapa waktu ini dibuka untuk umum. Hadirnya, langsung menjadi salah satu "icon", tanda identitas kebekasian yang begitu menarik animo masyarakat. Media sosial ramai dengan foto, video, dan narasi tentang Tugu Museum Bekasi. Maka penting kiranya mengetahui arti, atau makna yang disimbolkan tugu ini. Dilihat dari struktur dan bentuk tampak fisiknya, setidaknya ada enam, simbol utama yang kiranya bisa ditarik maknanya. Yaitu umpak (pondasi), batang (garis vertikal), kelopak bunga, putik (puncak), kulit, danwarna.
Baca Juga: Lucinta Luna Memiliki Sosok Pria Pujaan Hati, Siapa Nich?
Pada umpak tugu, terdapat tulisan yang menunjukkan muasal, atau evolusi sebutan nama Bekasi (Chandrabaga, Baghasasi, Bekassi, dan Bekasi). Ini artinya, seperti diungkap oleh Poerbatjaraka (1884 - 1964), seorang ahli bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno. Sebutan nama Bekasi, lahir dari evolusi kata "Chandrabhaga", yang sudah ada sejak zaman kerajaan Tarumanagara. Khususnya pada masa Raja Purnawarman (395-434 M), yang melekati "Chandrabhaga" sebagai nama sebuah sungai. Yaitu sungai yang kini dikenal sebagai Kali Bekasi. Sungai yang di sisinya berdiri istana Tarumanagara.
Baca Juga: BCL di Sosor Oleh Pemuda Asal Bekasi, Siapa si Dia?
Kata "Chandra" dalam bahasa Sansekerta, sama dengan kata "sasi" dalam bahasa Jawa, yang berarti "bulan", dan kata "bhaga" artinya "bagian". Terjadi peralihan struktur ujaran, dari "Bhagachandra" dalam bahasa Sansekerta, menjadi "Bhagasasi" dalam bahasa Jawa. Sehingga bisa dikatakan "Bhagasasi" memiliki arti "bagian dari bulan". Dalam keseharian, ujarannya sering disederhanakan, dari "Bhagasasi" jadi "Bhagasi". Dari ujaran "Bhagasi" inilah, kemudian menjadi Bekasi, seperti lazim digunakan kini.
Baca Juga: Hasil Sidang Etik, Ferdy Sambo Diberhentikan Dengan Tidak Hormat
Terusnya, adalah julangan lima belas buah garis vertikal, menyimbolkan tanggal 15. Garis vertikal ini, sebagian menjadi batang bagi delapan lembar kelopak bunga, dan menunjuk arti hitungan bulan ke-8 (Agustus). Keduanya memvisualisasikan tanggal dan bulan lahirnya Kabupaten Bekasi, 15 Agustus 1950.
Baca Juga: Hasil Sidang Etik, Ferdy Sambo Diberhentikan Dengan Tidak Hormat
Artikel Terkait
Hentak Langkah Sang Pemberontak
Tukang Gulali ( Betawi Punya Cerita)
Balada Semur Jengkol
Bayangan Sang Dalang
MENEBAK JEJAK ISLAM DALAM BALADA ONDEL ONDEL (2)
Tukang Ojeg (Betawi Punya Cerita)
MENEBAK JEJAK ISLAM DALAM BALADA ONDEL ONDEL (3)