25 Desember 1977 | 42 tahun mengenang Sejarah Hidup Charlie Chaplin: Dituduh Komunis, Mati di Hari Natal

- Senin, 26 Desember 2022 | 06:33 WIB
25 Desember 1977 | 42 tahun mengenang Sejarah Hidup Charlie Chaplin: Dituduh Komunis, Mati di Hari Natal
25 Desember 1977 | 42 tahun mengenang Sejarah Hidup Charlie Chaplin: Dituduh Komunis, Mati di Hari Natal

SEBEKASI.COM - Dunia hiburan Alami Musibah di Hari Natal
Tahun 1977. Tahun itu bisa dikatakan sebagai tahun yang penuh kesedihan dalam panggung hiburan dunia khususnya bagi para pecinta Charlie Chaplin.

Hari Natal 42 tahun lalu Charlie Chaplin meninggal. Pastinya selalu terkenang dengan tingkah lucunya dalam setiap penampilannya di layar kaca atau panggung hiburan lainnya. Gaya jenaka yang dibawakan seakan selalu menghapus kesedihan penonton.

Dibalik kesohoran sang penghibur ternyata memiliki kisah kelam. Charlie Chaplin dengan profesionalitas yang tinggi selalu tampil secara totalitas untuk mengubur keadaan sedih dirinya untuk tetap menghibur.

Melalui catatan Irwan ketua Jasmerah, sebekasi.com akan sedikit mengulas kembali kisah sang legenda.

Ingatan pertama saya tentang Charlie Chaplin berawal dari kelas tiga SD. Sosoknya gampang dikenali; kumis hitam khas, setelan tuksedo, topi pesulap, serta tongkat kayu yang senantiasa ia pegang. Ia nyaris tak pernah bicara tapi gemar menari dan tingkah lakunya mengundang tawa.

Charlie Chaplin lahir di London, Inggris, 16 April 1889. Ayahnya seorang penyanyi dan aktor serba bisa, sedangkan ibunya—yang dikenal dengan nama panggung Lily Harley—juga aktris dan penyanyi dengan reputasi cukup moncer di dunia opera.

Namun, masa kecil Chaplin jauh dari ideal. Keluarganya miskin. Sang ayah meninggal saat usia Chaplin belum genap sepuluh tahun. Sementara ibunya kerap sakit-sakitan. Kombinasi situasi itu memaksa Charlie dan abangnya, Sydney, bertahan hidup dengan apapun yang ada di sekeliling mereka.


Chaplin mulai mencari peruntungan untuk menghasilkan uang dengan terjun ke dunia hiburan. Ia merasa telah mewarisi bakat dari kedua orangtuanya yang malang melintang di panggung pertunjukan. Debut penampilannya terjadi saat ia tampil bersama kelompok remaja The Eight Lanchasire Lads.

Pada 1910, Chaplin melancong ke Amerika Serikat bersama rombongan Fred Karno Repertoire Company. Bagi Charlie, Paman Sam adalah tanah harapan untuk mewujudkan mimpinya jadi aktor ternama yang kaya raya. Penampilan perdana berlangsung mulus. Penonton puas dan memuji aksi Charlie dalam lakon berjudul “A Night in English Music Hall.”

Dua tahun berikutnya, ketika Chaplin kembali ke Amerika, ia ditawari kontrak bermain film oleh Keystone Film Company. Pihak perusahaan menyodorkan gaji $150 per seminggu. Charlie pun mengiyakan. Kesempatan emas tak datang dua kali, demikian pikirnya.

Perlahan kariernya menanjak. Ia mulai dikenal sebagai karakter gelandangan kocak dalam film-film bisu. Tahun-tahun itu, belasan judul film ia lakoni, misalnya The Floorwalker, The Fireman, The Vagabond, One A.M, The Count, The Pawnshop, The Rink, dan The Immigrant.

Kesuksesan tersebut turut mengubah hidup Chaplin. Ia jadi kaya, mengutip pendapat Richard Brody dari The New Yorker, menggunakan kekayaannya sebagai "alat berkesenian" dengan mendirikan studio film di La Brea Avenue, Hollywood.

Motivasi Chaplin membuat studio cukup sederhana: ia tidak bisa menyelesaikan film tepat waktu. Punya studio sendiri juga berarti kebebasan mengembangkan cerita, take adegan tanpa henti, dan mewujudkan ambisi sinematik yang dalam genre baru yang disebutnya “musik visual.”

Dari sinilah Chaplin menapaki masa kejayaannya. Film-filmnya menuai pujian. Misalnya The Circus (1928), yang mengisahkan gelandangan yang bergabung dengan sirkus karena tidak sengaja tersandung seperti badut. Kemudian City Light (1931) di mana Chaplin memerankan gelandangan yang jatuh hati pada gadis tunanetra dan berkawan dengan jutawan pemabuk. Tak ketinggalan, Modern Times (1936), yang mengisahkan kejamnya industri modern.

Halaman:

Editor: Agah Handoko

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Monorail Era Kolonial Belanda, Hadir Sejak Awal Abad 19

Selasa, 21 Februari 2023 | 09:51 WIB

Sejarah Jalan HM Joyomartonoo. Bulak Kapal. Bekasi

Selasa, 21 Februari 2023 | 09:17 WIB

Dua Perawan Di Bilik Kontrakan

Senin, 20 Februari 2023 | 15:48 WIB

Kisah Bekasi Kota Industti Dari Masa Ke Masa

Selasa, 24 Januari 2023 | 21:28 WIB

Pasar Bekasii Dalam Sejarah

Senin, 23 Januari 2023 | 19:52 WIB

LEGENDA SANG PRAJURIT MUASAL KEC. MUSTIKA JAYA

Sabtu, 31 Desember 2022 | 19:02 WIB

Guru Mughni Camat Cibarusah Di Masa Pergolakan

Jumat, 2 Desember 2022 | 21:10 WIB
X